Sabtu, 16 Mei 2015

UNTITLED


to watch the trailer video, you can click on a link below



-PROLOG-

Waktu. Hal ini begitu misterius, begitu sulit untuk ditebak, begitu sulit untuk dibayangkan.
Ia melahap habis semua hal secara perlahan, tak ada yang abadi dibawah kekuasaan sang waktu.

Manusia, benda, dunia, bahkan tata surya, semua adalah milik waktu.
Sebagian orang dipercaya memiliki kekuatan menghentikan waktu,
Namun  sang waktu tak pernah benar-benar berhenti.

Ketika membicarakan waktu, maka kita membayangkan 3 bagian utama dari waktu. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Walau terpisah, mereka tidak pernah sama sekali berpisah.
Masa sekarangmu bisa saja tak terpaut dengan masa depanmu, namun masa sekarangmu sangat terpaut oleh masa lalumu.

Berbicara tentang masa depan, semua orang begitu penasaran dengan masa depan.
Masa depan memiliki artian waktu yang akan datang.

“bagaimana masa depanku nanti?”

semua orang selalu mempunyai pertanyaan yang sama dibenaknya.
Kebanyakan orang hanya bisa menerka, bergantung pada ikatan takdir yang membelenggu mereka, tanpa tau apa takdir itu sebenarnya.

Takdir adalah mutlak hukumnya. Tak ada seorangpun yang dapat menghindari takdir, walau ada beberapa yang bisa membaca takdir mereka sendiri, mereka tak pernah benar-benar bisa terlepas dari belenggu takdir tersebut.

Takdir sangat erat kaitannya dengan masa depan. Apa yang akan terjadi di masa depan, sangat bergantung akan suratan takdir yang telah ditetapkan sang penguasa.

Setiap makhluk hidup mempunyai batas masing-masing. Tak perduli seberapa hebat dan kuatnya pun mereka, selalu ada sebuah batasan yang menghalangi.

Batasan tersebutlah yang disebut dengan TAKDIR.

-Pria 180cm, berambut hitam lurus itu berjalan tegap ditengah sebuah gurun yang tandus. Sejauh mata memandang, hanya dirinya sendirilah satu-satunya objek bernafas di daerah itu. Langkahnya sempurna, sunyinya daerah itu seirama dengan pergerakan kakinya. Pasir gurun hampir tak terseret oleh kasut coklatnya. Ujung syal coklatnya berkibar elok kebelakang. Separuh wajahnya tertutup oleh syal coklat nan usang tersebut. Ada sesuatu yang mengganjal dari tatapan berkedut di sudut matanya. Sebuah siratan aneh tercipta, sebuah siratan kekhawatiran. Di tengah gurun tersebut berdirilah sebuah bangunan rapuh yang tampaknya sudah berusia ratusan tahun. Pintu-pintu bujur sangkar menandakan bahwa bangunan tersebut dulunya adalah bekas bangunan besar pada peradaban mesir kuno. Pria itu memasuki salah satu celah bujur sangkar itu dan menghampiri sesuatu disana. Suatu pusara usang dan jelas sekali sudah lama tak terjamah. Penuh dengan rangkaian jaring laba-laba dan ada seekor burung gagak hitam yang hinggap diatasnya. Diatas pusara tersebut juga berdiri sebuah salib yang juga tak kalah usang, serta sebuah patung aneh yang terlihat memeluk sang salib. Pria itu menurunkan tubuhnya lalu bersimpuh setengah terduduk didepan pusara tersebut. Ia mengusap pelan batu nisan didepannya, lalu tersingkaplah sebuah kalimat asing. Sorot mata pria itu terlihat tak tenang, ada sebuah siratan kegundahan dalam bola matanya. Ia berdiri, lalu menerawangkan pandangannya, mengawasi burung gagak yang terbang menjauh darinya. Hatinya tak tenang. Sorot matanya menegaskan bahwa ia sedang dalam kondisi yang tidak stabil.-

-Jarum jam tersebut tak berdetak sempurna. Jarum itu terus menerus berdetak maju mundur di angka XII. Pria 185cm tersebut membulatkan matanya, sorot kekhawatiran nampak jelas, sangat sulit untuk disembunyikan. Ia berjalan cepat melintasi padang rumput itu seraya menengadahkan pandangannya keatas, menerawang, mencari sebuah tanda yang terus menghantui pikirannya. Pikirannya membawanya memasuki hutan. Ia tetap mencari tanda itu. Berjam-jam lamanya ia mencari tanda itu namun tak kunjung ditemukannya. Ia memejamkan matanya, dan menyadari bahwa tanda tersebut sudah menghilang, tak akan bisa ditemukannya lagi. Dalam kekesalannya, pohon-pohon disekelilingnya terbakar dalam api panas, seolah menyiratkan bahwa alam pun turut berduka atas peristiwa ini.-

-Pria 180cm itu merasakan memang ada sesuatu yang mengganjal sedari ia membuka matanya pagi itu. Waktu berjalan begitu cepat, seolah terburu-buru untuk mengungkapkan rahasianya. Ia berjalan santai menuju sebuah rumah. Ada dua orang anak laki-laki yang sedang bermain, namun tak tampak seperti bermain. Mereka sedang mengawasi langit. Hawa kedatangan pria itu dalam sekejap membuat seluruh mainan di ruangan itu melayang. Ia mengikuti arah pandangan anak-anak itu, benar saja, waktu berjalan begitu cepat. Matahari dengan cepat dilahap oleh kegelapan, bagai seorang bayi menghabiskan sepotong utuh cookie. Sebuah tanda tak lazim memenuhi langit itu, awan membentuk sebuah tengkorak, lalu dari mulut tengkorak itu keluarlah sebuah asap lurus kehitaman yang berpacu keluar dengan kekuatan penuh. Raut wajah pria itu yang semula santai, mendadak gusar. Dalam kegusarannya, ia berlari keluar. Sorot matanya menyatakan bahwa ia tidak dalam kondisi pikiran yang tenang.-

-Menyadari bahwa hari berlalu lebih cepat dari biasanya, seorang pria 180cm mengedarkan pandangannya dengan cukup heran, lalu bergegas masuk ke sebuah bangunan berbentuk koridor panjang dengan anak-anak tangga sebagai penghubungnya. Ia terus mengedarkan pandangan disetiap langkahnya, memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaketnya, menyadari bahwa sesuatu yang mengerikan telah dimulai. Ia tetap melanjutkan langkahnya dengan waspada namun santai sampai akhirnya ia menangkap suatu pergerakan tak lazim dibelakangnya. Ia menoleh dengan sigap, mengedarkan pandangannya, dan berdiri cukup lama untuk memeriksa. Tak ada apa-apa. Ia melanjutkan langkahnya. Tak lama kemudian, earphonenya berhenti melantunkan music. Ia berhenti dan memeriksa jika ada yang salah dengan earphone atau handphonennya. Benar saja, cahaya handphonenya meredup, tak seperti biasanya. Hanya ada pemberitahuan satu pesan masuk saja yang ditampilkan. Bersamaan dengan itu, seluruh lampu di koridor tersebut mati secara berkala. Pria itu berlari, menjauh dari kegelapan yang mengejarnya. Lampu-lampu terus menerus mati secara berkala seiring dengan langkah berlarinya. Ia terjerembab, terhalang oleh suatu gerbang besar. Kegelapan sudah menguasai daerah itu, ia menghela nafasnya. Sesuatu yang mengerikan benar-benar akan terjadi.-

-Gadis itu berjalan anggun dengan mini-dress putihnya, melewati bebatuan besar disampingnya. Tatapannya tenang, ia tampak memandangi pemandangan itu, tanpa mengetahui bahaya yang sedang mengintainya.-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar