to watch the trailer video, you can click on a link below
-PROLOG-
Waktu. Hal ini begitu misterius, begitu sulit untuk ditebak, begitu
sulit untuk dibayangkan.
Ia melahap habis semua hal secara perlahan, tak ada yang abadi
dibawah kekuasaan sang waktu.
Manusia, benda, dunia, bahkan tata surya, semua adalah milik waktu.
Sebagian orang dipercaya memiliki kekuatan menghentikan waktu,
Namun sang waktu tak pernah
benar-benar berhenti.
Ketika membicarakan waktu, maka kita membayangkan 3 bagian utama
dari waktu. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Walau terpisah, mereka
tidak pernah sama sekali berpisah.
Masa sekarangmu bisa saja tak terpaut dengan masa depanmu, namun
masa sekarangmu sangat terpaut oleh masa lalumu.
Berbicara tentang masa depan, semua orang begitu penasaran dengan
masa depan.
Masa depan memiliki artian waktu yang akan datang.
“bagaimana masa depanku nanti?”
semua orang selalu mempunyai pertanyaan yang sama dibenaknya.
Kebanyakan orang hanya bisa menerka, bergantung pada ikatan takdir
yang membelenggu mereka, tanpa tau apa takdir itu sebenarnya.
Takdir adalah mutlak hukumnya. Tak ada seorangpun yang dapat
menghindari takdir, walau ada beberapa yang bisa membaca takdir mereka sendiri,
mereka tak pernah benar-benar bisa terlepas dari belenggu takdir tersebut.
Takdir sangat erat kaitannya dengan masa depan. Apa yang akan
terjadi di masa depan, sangat bergantung akan suratan takdir yang telah
ditetapkan sang penguasa.
Setiap makhluk hidup mempunyai batas masing-masing. Tak perduli
seberapa hebat dan kuatnya pun mereka, selalu ada sebuah batasan yang menghalangi.
Batasan tersebutlah yang disebut dengan TAKDIR.
-Pria 180cm, berambut hitam lurus itu berjalan tegap ditengah sebuah
gurun yang tandus. Sejauh mata memandang, hanya dirinya sendirilah satu-satunya
objek bernafas di daerah itu. Langkahnya sempurna, sunyinya daerah itu seirama
dengan pergerakan kakinya. Pasir gurun hampir tak terseret oleh kasut
coklatnya. Ujung syal coklatnya berkibar elok kebelakang. Separuh wajahnya
tertutup oleh syal coklat nan usang tersebut. Ada sesuatu yang mengganjal dari
tatapan berkedut di sudut matanya. Sebuah siratan aneh tercipta, sebuah siratan
kekhawatiran. Di tengah gurun tersebut berdirilah sebuah bangunan rapuh yang
tampaknya sudah berusia ratusan tahun. Pintu-pintu bujur sangkar menandakan
bahwa bangunan tersebut dulunya adalah bekas bangunan besar pada peradaban
mesir kuno. Pria itu memasuki salah satu celah bujur sangkar itu dan
menghampiri sesuatu disana. Suatu pusara usang dan jelas sekali sudah lama tak
terjamah. Penuh dengan rangkaian jaring laba-laba dan ada seekor burung gagak
hitam yang hinggap diatasnya. Diatas pusara tersebut juga berdiri sebuah salib
yang juga tak kalah usang, serta sebuah patung aneh yang terlihat memeluk sang
salib. Pria itu menurunkan tubuhnya lalu bersimpuh setengah terduduk didepan
pusara tersebut. Ia mengusap pelan batu nisan didepannya, lalu tersingkaplah
sebuah kalimat asing. Sorot mata pria itu terlihat tak tenang, ada sebuah
siratan kegundahan dalam bola matanya. Ia berdiri, lalu menerawangkan
pandangannya, mengawasi burung gagak yang terbang menjauh darinya. Hatinya tak
tenang. Sorot matanya menegaskan bahwa ia sedang dalam kondisi yang tidak
stabil.-
-Jarum jam tersebut tak berdetak sempurna. Jarum itu terus menerus
berdetak maju mundur di angka XII. Pria 185cm tersebut membulatkan matanya,
sorot kekhawatiran nampak jelas, sangat sulit untuk disembunyikan. Ia berjalan
cepat melintasi padang rumput itu seraya menengadahkan pandangannya keatas,
menerawang, mencari sebuah tanda yang terus menghantui pikirannya. Pikirannya
membawanya memasuki hutan. Ia tetap mencari tanda itu. Berjam-jam lamanya ia
mencari tanda itu namun tak kunjung ditemukannya. Ia memejamkan matanya, dan
menyadari bahwa tanda tersebut sudah menghilang, tak akan bisa ditemukannya
lagi. Dalam kekesalannya, pohon-pohon disekelilingnya terbakar dalam api panas,
seolah menyiratkan bahwa alam pun turut berduka atas peristiwa ini.-
-Pria 180cm itu merasakan memang ada sesuatu yang mengganjal sedari
ia membuka matanya pagi itu. Waktu berjalan begitu cepat, seolah terburu-buru
untuk mengungkapkan rahasianya. Ia berjalan santai menuju sebuah rumah. Ada dua
orang anak laki-laki yang sedang bermain, namun tak tampak seperti bermain.
Mereka sedang mengawasi langit. Hawa kedatangan pria itu dalam sekejap membuat
seluruh mainan di ruangan itu melayang. Ia mengikuti arah pandangan anak-anak
itu, benar saja, waktu berjalan begitu cepat. Matahari dengan cepat dilahap
oleh kegelapan, bagai seorang bayi menghabiskan sepotong utuh cookie. Sebuah
tanda tak lazim memenuhi langit itu, awan membentuk sebuah tengkorak, lalu dari
mulut tengkorak itu keluarlah sebuah asap lurus kehitaman yang berpacu keluar
dengan kekuatan penuh. Raut wajah pria itu yang semula santai, mendadak gusar.
Dalam kegusarannya, ia berlari keluar. Sorot matanya menyatakan bahwa ia tidak
dalam kondisi pikiran yang tenang.-
-Menyadari bahwa hari berlalu lebih cepat dari biasanya, seorang
pria 180cm mengedarkan pandangannya dengan cukup heran, lalu bergegas masuk ke
sebuah bangunan berbentuk koridor panjang dengan anak-anak tangga sebagai
penghubungnya. Ia terus mengedarkan pandangan disetiap langkahnya, memasukkan
kedua tangannya kedalam saku jaketnya, menyadari bahwa sesuatu yang mengerikan
telah dimulai. Ia tetap melanjutkan langkahnya dengan waspada namun santai
sampai akhirnya ia menangkap suatu pergerakan tak lazim dibelakangnya. Ia
menoleh dengan sigap, mengedarkan pandangannya, dan berdiri cukup lama untuk
memeriksa. Tak ada apa-apa. Ia melanjutkan langkahnya. Tak lama kemudian,
earphonenya berhenti melantunkan music. Ia berhenti dan memeriksa jika ada yang
salah dengan earphone atau handphonennya. Benar saja, cahaya handphonenya
meredup, tak seperti biasanya. Hanya ada pemberitahuan satu pesan masuk saja
yang ditampilkan. Bersamaan dengan itu, seluruh lampu di koridor tersebut mati
secara berkala. Pria itu berlari, menjauh dari kegelapan yang mengejarnya.
Lampu-lampu terus menerus mati secara berkala seiring dengan langkah
berlarinya. Ia terjerembab, terhalang oleh suatu gerbang besar. Kegelapan sudah
menguasai daerah itu, ia menghela nafasnya. Sesuatu yang mengerikan benar-benar
akan terjadi.-
-Gadis itu berjalan anggun dengan mini-dress putihnya, melewati
bebatuan besar disampingnya. Tatapannya tenang, ia tampak memandangi
pemandangan itu, tanpa mengetahui bahaya yang sedang mengintainya.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar