Minggu, 12 April 2015

DIE OR WIN [CHAPTER 3 : SILHOUETTE]

kami diperintahkan untuk berbaris memanjang kebelakang. semenit yang lalu kami diberitahukan bahwa kami akan menjalani latihan terpisah dari para gadis.

"kalian silahkan menyebut nama panggilan kalian yang telah kalian siapkan. nama itu akan dipakai dari sekarang hingga selamanya. kalian akan diingat, akan dikenang oleh nama itu. dimulai dari kau" perintah seorang staff pelatih Divergent sembari menunjukkan telunjuknya pada Kaden, yang kebetulan berdiri memimpin didepan.

"Kaden. hanya Kaden." ucapnya tenang.

"baiklah, Kaden. kau silahkan menaiki truk" perintah staff itu lagi yang diikuti anggukan menurut dari Kaden.

satu per-satu kami menyebutkan nama. hingga tibalah giliranku. aku bingung. namaku yang sekarang agaknya tidak pas denganku, aku ingin sekali berganti nama. semenit yang lalu, Ten bukanlah Ten lagi. kini ia memiliki nama baru yaitu Sehun, yang katanya didapatkan dari nama kakek moyangnya. bagaimana denganku? haruskah aku mengikutinya? nama kakek ku Baekhyun.

"Sam Nighttoad" panggil sang staff. aku maju dengan tenang. wajahku terlihat tenang namun hati dan pikiranku bertolak belakang dengan ekspresiku. aku bingung. aku belum menyiapkan nama apapun. aku melirik sekilas ke arah Sehun. matanya meng-isyaratkan bahwa ia antusias.

"Baek......hyun. Baekhyun" ucapku mantap walau agak tersendat di awalan. Sehun mengangkat sedikit alisnya, entah apa yang membuatnya seperti itu. aku melangkah menuju truk dan duduk berhadapan dengannya.

"Baekhyun? tak kusangka" celetuk Sehun santai sembari menyenggol betisku dengan kakinya.

"kenapa? itu nama kakek moyangku"

"ya, dan Baekhyun dan Sehun itu dulunya berteman"

"benarkah?" ucapku sedikit tak percaya

"ah, tidakkah kau pernah menjelajah dunia jaman dulu dan mengetahui identitas pendahulumu?"

"tidak... aku tidak begitu peduli pada latar belakangku." ucapku santai.

"kau dan Sehun berada dalam satu grup." celetuk Six yang kini bernama Luhan

"ya, dan kau juga" kekeh Sehun

"benar sekali, Kris juga." ucap Luhan sembari melirik ke arah Arthur, yang kini memang bernama Kris.

"kalau tau begini aku tidak akan memakai nama idola dari nenek ku dahulu." ucap Kris santai sembari membaringkan dirinya dan mengusir Max yang sedang asyik dengan komiknya.

"jadi Kris itu bukan nama pendahulumu, tapi nama idolanya nenekmu? hahaha" sembur Kaden tertawa

"ck.. diamlah" decak Kris santai "aku hanya tidak bisa memikirkan nama lain tadi" ucapnya sembari menutup matanya.

semua tertawa. aku memandang keluar, truk kami sudah mulai berjalan.

sett.......................

siluet itu membuyarkan lamunanku. dan kini siluet hitam itu melesat cepat ke hutan disamping jalanan yang sedang kami tempuh. apa itu? aku bisa dibilang bodoh karena tidak berpikiran panjang namun itulah kenyataannya. aku membuka segel truk yang tingginya hanya sepinggangku dan meloncat keluar. semua teman-temanku ribut dan terlonjak. aku merasakan diriku menghempas jalanan. aku menggigit bibir bawahku menahan sakit dibahuku namun rasa sakit itu berkurang seiring dengan membesarnya rasa ingin tauku. sedetik kemudian aku telah berdiri dan dengan tegap berlari ke arah hutan. tujuanku hanya satu. mengejar siluet itu. aku sudah dipusingkan akhir-akhir ini dengan kejadian-kejadian ganjil yang memakan energi berpikirku dan sekarang kemunculan siluet yang seakan akan memata-matai kami. ya, aku berpikir bahwa siluet ini adalah sejenis mata-mata. masa bodoh dengan hantu dan sebagainya. aku tidak percaya itu. kudengar dibelakang teriakan Kris memanggil namaku dan di sela-sela itu aku juga mendengar dirinya menyumpahiku. aku tidak peduli. ia pasti sedang berlari mengejarku sekarang. aku cepat dalam berlari. tidak, kurasa terlalu cepat.

siluet itu tertangkap lagi oleh mataku. kali ini tepat diatas pohon didepanku. ia melesat lagi dengan sempurna ke pohon disampingnya dan melesat lagi ke pohon berikutnya. damn. aku tidak mampu menangkap pergerakannya. aku pernah menyelidiki tentang budaya jepang kuno yang bernama ninja, namun tak kusangka di jamanku hal sejenis itu masih ada. tidak, kurasa ini bukan ninja. kurasa ini tipuan ilusi. sembari berlari aku berusaha mengingat ingat apa saja makanan dan minuman yang kami santap tadi pagi. tidak menutup kemungkinan hal sejenis ini telah direncanakan sejak awal untuk membuat kami berhalusinasi terhadap sesuatu. tapi kenapa hanya aku? aku adalah orang yang makan paling terakhir, seharusnya jika dilogika-kan, satu orang makan dengan kurun waktu kurang lebih 10 menit, seharusnya sejak penamaan tadi setidaknya ada satu orang dari kami bersepuluh yang telah mengalami halusinasi ini, kalau ini memang benar ini halusinasi. aku ingin saja membuang pikiran tentang keberadaan ninja, namun keberadaan kapal 6 tahun lalu........ bukankah itu juga tidak lazim dijaman sekarang? langkah berlariku terhenti. aku terdiam, menarik nafasku yang sengal, peluh menetes dari pelipis, dahi dan rahangku. bisa kupastikan bajuku sangat basah oleh keringat. aku telah berlari terlalu jauh dan terlalu cepat. aku terduduk, bersandar pada satu pohon, mengatur nafasku, meluruskan kakiku dan menutup mataku. berusaha berpikir jernih. semilir angin hutan menerpa wajahku. terdengar derap kaki berlari sejumlah orang dan 5 menit kemudian, Kris, Sehun dan Kaden menghampiriku. aku melihat ke arah mereka dan mengucapkan salam. "hai.. capek?"

Kris geram. ia menggenggam kasar dedaunan kering ditanah dan melemparkannya kasar ke arahku.

"kau benar-benar bodoh!" teriaknya

aku diam saja. aku membereskan, rambutku dari dedaunan itu. Kris lantas mendekatiku dan menarik kerah bajuku dan mengangkat tubuhku.

"apa kau sudah bosan hidup?" teriaknya didepan wajahku. Sehun dan Kaden menenangkannya. ia akhirnya melepaskanku dan menghempaskanku ke tanah.

"aku tidak tau bahwa seorang erudite bisa bertingkah begitu tolol. yang benar saja! jika ingin kabur, bilang saja dari awal. aku tidak keberatan untuk berbuat nakal seperti membolos. tapi tidak begini caranya" omel Kris membahana.

"sudah sudah... Baekhyun, apa yang kau pikirkan?" Kaden menenangkan situasi. sangat khas. dialah orang paling tenang diantara kami. ia menghampiriku dan merangkul bahuku sembari membantuku membersihkan diri dari dedaunan hasil amarah Kris.

"aku akan mencari air" celetuk Sehun lalu melangkahkan kakinya entah kemana.

"aku meyakinkan pihak amity bahwa kita hanya akan menikmati pemandangan dan apa yang kau lakukan tadi hanyalah bagian dari kenakalan remaja yang patut dimaklumi. mereka langsung menyetujuinya. mereka bahkan menyuruh kita bersenang senang dan menikmati masa muda" jelas Kaden.

tak ada tanggapan dariku. aku menerawang jauh ke arah pemandangan diarah utara. entah kenapa hati dan instingku mengatakan ada yang aneh dari gunung itu. Kris nampaknya mengikuti arah pandanganku.

"berencana untuk melayang ke pegunungan itu? kubakar kau" desisnya.

aku menoleh ke arahnya dan tersenyum tenang. "amarahmu sudah mereda? redakan satu level lagi. aku akan menceritakan semuanya ketika Sehun kembali" ucapku sembari menepuk nepuk bahunya.

ia menghembuskan nafas kesal sembari mulai mengomel kembali

"dasar anak tidak berguna. baiklah, kurasa tidak ada gunanya kembali sekarang. kita sudah terlalu jauh masuk ke hutan dan kupikir akan menyenangkan apabila kita bisa menghabiskan sisa hutan ini ketimbang kembali ke lingkungan amity dan membantu mereka memerah sapi" ucapnya. di bagian memerah sapi, ia mengernyitkan hidungnya, membuat Kaden tersenyum kecil.

tak lama Sehun kembali. ia membawa 4 buah batang bambu berukuran sekitaran botol air mineral sedang dan memberikannya masing-masing satu kepada kami. kami berbasa basi mengucapkan terimakasih dan setelahnya ia memberitaukan sesuatu yang amat mengundang jiwa petualangan kami.

"aku merasa diikuti tadi sewaktu di sungai dan mengambil air. juga sebelumnya ketika aku memotong buluh2 bambu ini, juga sebelumnya ketika aku membuat sebuah alat pemotong sederhana dari kayu-kayuan yang kutajamkan di batu di pinggir sungai." ucapnya hati-hati seraya mengamati sekitar

"cepat lanjutkan. kau terlalu banyak membuat jeda dan berbasa basi. langsung saja ke intinya" desak kris tak sabaran. sehun berdecak dan melotot tajam ke arahnya, membuatnya menunduk.

"sabarlah. harus extra hati2." kesalku sembari menyenggol kasar lengan Kris.

"sudah sudah.. sehun, kurasa keadaan aman. kau bisa melanjutkan" ucap Kaden.

"aku merasa diikuti, namun aku bereaksi biasa saja, seolah tak menyadari apa2. ketika aku mengambil air, mataku tertuju pada dua gunung di utara sana" ia menunjukkan jarinya ke arah utara "diantaranya ada asap yang mengepul" jelasnya.

"mungkin petualang amity?" tanya Kaden

"tidak. ini adalah hari selasa. jika hari ini adalah hari senin, mungkin saja perkiraanmu benar karena bisa ditebak mereka belum pulang atau baru hendak pulang dari berlibur akhir pekan. tapi ini adalah selasa. hari dimana semua amity sudah kembali bekerja normal seperti biasanya. ini juga masa-masa sibuk mengingat banyak anak baru amity yang harus dilatih. lagipula, masih sangat pagi untuk rekreasi" jelasku. kurasa tidak ada alasan logis yang membuat para amity itu ber-rekreasi ditengah-tengah hari yang sibuk, bisa saja menyangkalnya dengan alasan amity itu penikmat kesenangan namun bukan itu yang kupikirkan. aku rasa ini menyangkut ke hal lain.

"baiklah..." kris berdiri seraya merenggangkan otot-ototnya "mari berpetualang"

"ya.. sebelum langit gelap" sahutku sembari berdiri yang kemudian diikuti oleh kaden dan sehun. kami menghabiskan sisa minuman dan mulai menelusuri hutan. namun kali ini tidak dengan berlari. kami berjalan sembari sesekali bercanda dan tertawa, namun tetap waspada akan bahaya yang mungkin saja mengintai. terlebih siluet itu. aku benar-benar tidak bisa melepaskannya dari otakku.

kira-kira ada 3 jam kami telah berjalan dan sedang menukik di lembah kecil. dibalik lembah itu ada sebuah sungai. kami bisa tau itu dari adanya suara gemericik air. kami hampir sampai disana sebelum akhirnya kris terhenti dan dengan satu hempasan tangan, ia mendorong kasar kami semua. sehun mengomel sembari menghembus nafas kesal namun mulutnya langsung dibekap oleh kaden. kaden melototkan mata memberi isyarat agar diam. kris menempelkan telunjuk di bibirnya dan meng-isyaratkan agar semuanya diam.

aku mengambil langkah paling depan. kris menarik kerah belakang bajuku namun kutepis dengan sigap sembari terus maju kedepan. aku mengintip dari balik lembah. disana, berbaringlah sesosok manusia. tidak... kurasa bukan manusia. telinganya lebar mencuat. badannya besar dan kelihatannya tinggi. ia memakai stelan seperti ninja kuno, lengkap dengan cadar hitam menutupi wajahnya, ada dua bilah pedang tertancap di sarung yang ia bawa dipunggungnya. tunggu sebentar...... ninja? aku terbelalak. aku mengisyaratkan ketiga orang lainnya untuk mundur perlahan. aku terus mengisyaratkan mereka mundur, tentu saja akupun demikian, sampai kami sudah lumayan jauh, namun aku tetap berbicara dengan berbisik. aku menyuruh mereka agar duduk dan kami membuat suatu rapat dadakan dengan formasi melingkar yang padat. aku membisikkan hal itu pada mereka sekecil mungkin. hal yang bodohnya tak aku sampaikan sedari tadi. aku terlalu fokus kepada cerita sehun sehingga melupakan hal  yang ingin kuceritakan. tentang apa yang membuat aku terjun dari truk. aku menceritakan semuanya lengkap dengan apa yang kulihat barusan. kami semua terlihat berpikir dan menimbang. tentu saja itu kawanan zagigs. elf, mungkin? bisa jadi. namun, kenapa di daerah pelatihan? sepanjang yang aku tau, dan daniel juga sudah menjabarkan peta kawasan amity semalam, tidak ada disebutkan kawasan para zagigs. six juga menambahkan semalam jika tidak ada sejarah zagigs pernah hidup di capitol (wilayah pelatihan para murid). hal ini sangat ganjil. beban di pikiranku bertambah, namun seiring dengan itu, energi ku bertambah karena didesak oleh rasa ingin tau. kami berpikir dan berunding lama sekali, sampai tidak sadar jika matahari kini telah sampai diujungnya. semuanya berpikir dalam hening. tak ada satupun suara. hingga akhirna bunyi perut kris menggema. ia kelaparan. demikian pula kami semua. kami baru sadar kami belum makan apapun sedari tadi.

"aku akan mencari buluh yang bisa didaur menjadi senjata berburu." celetuk kris lalu berdiri

"apa kau gila? 600meter darisini sesosok makhluk tak dikenal sedang berbaring. berhentilah memikirkan masalah perut dikala keadaan seperti ini" sergah sehun kesal

"aku lebih besar darimu, sehun. dan aku yakin kalian bertiga tidak akan mampu membopong mayatku yang telah terkapar karena kelaparan. aku tidak akan mati atau celaka. tenang saja." jelas kris sembari melihat sekitar

"satu pergi, semua pergi." celetuk kaden, yang disambut pandangan heran dari aku, kris dan sehun. "aku serius" tambahnya. "disini aku yang mengambil alih. kris dengan sehun, aku dengan baekhyun. kris dan sehun pergilah berburu binatang atau apa saja yang bisa dimakan. aku dan baekhyun akan mencari air." jelasnya.

"excuse me? siapa yang menjadikanmu ketua disini?" tanya kris protes.

"ya, lagipula aku sangat letih" dukung sehun.

"ikuti saja. lagipula benar apa yang dikatakannya. tidak ada yang menjamin kau akan aman sembari menunggu disini. dua orang lebih baik daripada 1. jangan sok jagoan. jangan keras kepala atau aku akan menghancurkan tengkorak otakmu. ini bukan masalah sok menjadi ketua atau sebagainya, tapi masalah menyelamatkan hidupmu sendiri. semua orang bisa tewas dalam keadaan seperti ini. kau bukan dewa atau kucing buddha yang memiliki 9 nyawa. lagipula kupikir akan memakan waktu lama jika hanya satu orang yang bekerja. jangan banyak bicara dan lakukanlah sesuai apa yang dikatakan kaden jika kau masih ingin pulang dengan selamat." tegasku sembari memandang tajam2 mata kris dan sehun bergantian.

kris dan sehun berbalik badan dan memulai perjalanan mereka dengan tegap sementara aku dan kaden saling berpandangan.

"darimana kita harus memulai?" tanyaku

"kurasa sungai tempat makhluk tadi berbaring dan sungai tempat sehun mengambil air tadi pagi berhubungan. tapi aku tak bisa mendengarnya" jawab kaden.

seeetttttttttttt............
ada pergerakan dari balik pohon, tepat dibelakang kaden berdiri. kali ini aku melihatnya. ya. benar-benar melihatnya, walau hanya sekilas. mata itu merah berkobar bagaikan nyala api unggun ditengah malam.aku membulatkan mataku, terdiam dan membeku. kaden mengguncang bahuku dan bertanya dengan gelisah apa yang sedang terjadi. aku tersadar dan mengisyaratkannya agar diam dengan menginjak kakinya. ia mengerang sedikit sembari memegangi kakinya. aku berjalan mendekati pohon itu. aku mengeraskan rahangku dan mencoba untuk tidak takut walau kakiku agak gentar namun aku terlihat santai menuju pohon itu. aku mengintip kebaliknya, tidak ada apa-apa. tapi ada sebuah benda yang nampaknya sengaja ditinggalkan disitu. sebuah keranjang. aku mengambilnya dan membawanya pada kaden. keranjang itu berukuran agak besar dan kami agak kaget dengan isi didalamnya. 4 potong roti berukuran besar, 4 potong ham dingin, 4 buah kentang rebus yang masih hangat, 4 buah apel dan 4 batang bambu persis seperti yang sehun buat, yang tentu saja berisi air. aku dan kaden saling berpandangan keheranan. namun kami tak menyentuhnya sama sekali, walau kami sangat ingin. kami memutuskan untuk tak menyentuh barang2 itu sampai sehun dan kris kembali. kami meletakkan keranjang itu diantara kami dan kami berbaring di rerumputan lembut itu.

"aku merindukan rumah" celetuk kaden "masakan hangat ibuku dan ceramah singkat ayahku"

"rumah memang objek yang paling dirindukan di masa-masa seperti ini." jawabku

"ya, terlebih jika kau mempunyai kekasih"

"kau mempunyai kekasih?" tanyaku

"ya, dia masuk ke faksi dauntless. sesuai saja, sifatnya pemberani"

"apa dia cantik?" tanyaku lagi

"sangat cantik. namun bukan itu poinnya. aku menyukainya karena sifatnya." seulas senyum terukir di wajah kaden.

aku tertawa kecil "ya, jika kau berbicara masalah kekasihmu, aku berbicara masalah temanku. ah, bukan... kurasa ia lebih dari sekedar teman untukku. dia sudah seperti saudaraku"

"apa kau membicarakan robot buatanmu itu?" tanya kaden

"yap... benar sekali. jika saja ia disini, ia akan tau apa yang harus kita lakukan dan perbuat" renungku

"berbicara masalah rumah dan orang terdekat kita memang membuat suasana menjadi melankolis. kita bahkan lupa akan ketakutan yang sedang kita hadapi" ucap kaden

"ah, kau benar. bagaimana nasib kris dan sehun" celetuk ku sembari terduduk dan menerawang

kami sangat letih menunggu, hingga tanpa sadar kami tertidur. entah berapa lama aku tertidur sampai akhirnya fajar yang membangunkanku. aku menyipitkan mataku. betapa hangatnya mentari pagi. seulas senyum terukir di wajahku hingga aku sadar bahwa aku telah tertidur cukup lama. aku terbangun, terduduk, memastikan bahwa aku baik-baik saja dan belum ada di surga. aku melihat sekeliling, agak tersentak namun lega. sehun dan kris sedang memanggang daging diatas sebuah tungku buatan, dan kaden sedang memotong roti yang kuyakini berasal dari keranjang semalam. namun ada satu lagi wajah yang ikut berkumpul bersama kami. aku tidak mengenalinya sama sekali. sungguh asing. ia berpakaian serba hitam dengan dua bilah pedang disarungkan di pundaknya. wajahnya terlihat bersahabat dan sedang bercanda ria dengan sehun. telinganya mencuat. seketika aku teringat. makhluk didekat sungai itu.

"siapa kau?" selidik ku

"aku? chanyeol. aku seorang elf, nama panggilanku dodit." jelasnya

aku menautkan alisku

"dialah siluet itu, baek. dia menjelaskannya semalaman. kami tidak ingin mengganggu tidur nyenyakmu" celetuk sehun

"baiklah. kalau begitu jelaskan ulang padaku." ucapku sembari mengambil roti dan ham dan memakannya bersamaan

"akulah siluet yang menampakkan diri padamu sehingga membuatmu terjun dari truk. aku rasa kau yang paling pantas ditunjukkan karena kau gerak cepat. jika aku tidak menunjukkan diriku padamu, bisa jadi kalian tidak akan ada disini sekarang. aku menunjukkan diri ada tujuannya. aku ingin meminta bantuan kalian. aku berasal dari kerajaan bawah. dan berjanjilah kalian tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun. aku diperintahkan oleh raja agar mencari 4 orang pemuda divergent untuk membantu kami melaksanakan suatu misi penyelamatan." jelasnya

"misi penyelamatan putri yang terhilang" sambung kaden yang disambut anggukan dari chanyeol

"aku tidak tau. kurasa itu akan membutuhkan waktu yang lama dan kami disini untuk pelatihan" ucapku tak yakin

"sekali kau memasuki gerbang dunia bawah, perbedaan waktu akan segera terjadi. 1 tahun di dunia bawah sama dengan 1 jam di dunia atas. bentuk dunia bawah diatur sedemikian rupa sehingga persis seperti dunia atas, hanya saja disana tidak ada matahari asli. matahari dibawah sana adalah buatan." jelas chanyeol.

"apa itu diketahui penduduk amity disini?" tanyaku

"tidak... kami tidak akan membuka diri jika tidak terdesak. dan mungkin kalian adalah orang2 pertama yang kami ajak ke dunia bawah kali ini" jelasnya sembari mengunyah ham dingin dan kentang rebus

"ajak? kau akan membawa kami kesana?" tanyaku lagi.

"tentu saja, bodoh. bagaimana kau ingin menyelamatkan sang putri jika kau tidak masuk kesana" celetuk kris dengan mulutnya yang penuh dengan daging panggang.

"baiklah. aku mengerti" ucapku.

silhouettekami menghabiskan hari itu dengan ber-istirahat dan menyiapkan perbekalan. karena menurut chanyeol, jalan menuju dunia bawah tidaklah mudah.
aku pikir ini akan menjadi menyenangkan. kau tidak perlu khawatir. cerita ini masih panjang. aku tidak akan berhenti sampai disini. tunggulah chapter selanjutnya.